11 Pertanyaan Penting Sebelum Menerbitkan Artikel Blog/Website

Sebagaimana yang dialami, kamu  harus bolak-balik membuka post editor dan melakukan editing pada kasus-kasus tersebut. Melelahkan, tidak efisien, dan terkadang membuat jengkel. Dan ujungnya malas mengeditnya. Seperti halnya kamu , saya pun pernah mengalami hal serupa. Kemudian saya mengakali dengan membuat checklist, daftar hal-hal yang harus saya lakukan sebelum menerbitkan. Kamu  pun dapat membuatnya. Dasarkan list tersebut pada pertanyaan-pertanyaan pribadi yang sudah saya susun sebagai poin penting sebelum menerbitkan artikel blog berikut:

  1. Apakah saya sudah membaca artikel tersebut setelah menuliskannya?

Semudah pertanyaannya, banyak orang yang jarang membaca kembali artikel yang sudah ditulis dan langsung menerbitkannya. Membaca artikel terlebih dahulu sebelum dibaca orang lain ialah  hal yang sangat penting. Kita perlu mengetahui isi artikel yang kita tulis dari sudut pandang pembaca. Apakah argumen-argumennya sudah solid? Adakah poin-poin yang terlewatkan? Bagaimana dengan kesan yang ditangkap? dan seterusnya. Untuk bisa melihat tampilan artikel secara keseluruhan seperti sebagaimana dia diterbitkan, gunakan fitur “Preview” atau “Pratinjau” di post editor.

  1. Apakah isi artikel sudah selengkap mungkin seperti yang diharapkan?

Bila  ingin mendapatkan traffic/pembaca dan backlink sebanyak mungkin, pastikan artikel telah lengkap selengkap-lengkapnya. Setelah melakukan checking tahap pertama, pastikan lagi apakah kamu  bisa menambahkan poin lain atau penjelasan lain yang belum di-cover. Dengan melengkapi isi artikel, kita dapat mengcover semua kebutuhan pembaca yang membutuhkan penjelasan berbeda-beda pada beberapa poin. Contohnya , bila  kamu  menuliskan artikel review software, lihat apakah ada poin penting terlewatkan. Contohnya , bagaimana dengan system requirements, CPU resource yang dibutuhkan, efek negatif, compatible kah dengan windows 7? dsb. Orang yang menemukan sebuah artikel dari beberapa sisi cenderung menyukai dan bahkan akan menggunakan artikel berkualitas tersebut sebagai sumber yang ditautkan.

  1. Apakah saya telah melakukan analisis keyword yang berkaitan?

Keyword ialah  aspek penting yang menunjukkan relevansi suatu konten, baik untuk pembaca maupun search engine. Keyword yang relevan dan banyak dicari ialah  keywords yang sering digunakan orang. Pertama, sebab  orang jadi mudah memahami isi posting. Kedua, membantu upaya optimalisasi search engine (SEO). Saya tidak berbicara tentang menggunakan keyword sebanyak-banyaknya (spamming), namun tentang keyword yang relevan dan banyak dicari. Sebagai contoh, bila  kamu  menulis artikel tentang game komputer, akan lebih sulit mendapatkan traffic dari pembaca yang menggunakan keyword “permainan komputer” dibanding yang menggunakan keyword “computer game”. Walaupun  yang pertama ialah  istilah bahasa Indonesia yang baik dan benar, belum tentu mendatangkan traffic secara masif dari Indonesia.

  1. Apakah judul posting telah dioptimalkan sedemikian rupa?

Judul ialah  bagian pertama dan utama sebuah tulisan. Bahkan jauh lebih penting daripada isi artikel karena bila  judul gagal menarik atensi pembaca, bisa dibilang isinya telah gagal membuktikan apa yang diungkapkan oleh judul. Kamu bisa pastikan judul mempunyai  provokatif, relevansi kuat,  serta punya daya emosional, yang bisa menarik pembaca untuk melihat isi posting blog dengan semangat tinggi.

  1. Apakah saya sudah membaca sekali lagi (lagi-lagi)?

Saya tahu di awal pertanyaan poin ini sudah dilakukan. Tapi kali ini fokuskan pada hasil akhir tulisan (proofread). Buktikan sekali lagi bahwa semua hal telah disempurnakan sedemikian rupa. Fokuskan pada tata bahasa, ejaan, kalimat, paragraf, dll. Ada satu trik yang biasa saya lakukan untuk menguji posting pada tahap ini: membaca artikel dari belakang ke depan (memang agak aneh :p) atau membacanya dengan bersuara. Keduanya akan membuat kamu  fokus pada masing-masing kata sehingga lebih mudah menemukan adanya kesalahan.

  1. Apakah saya sudah menautkan link ke posting-posting lama (internal linking)?

Menautkan link  ke posting lain/lama (internal linking) sangat bermanfaat bagi pembaca dan robot search engine. Yang pertama, membantu pembaca mengeksplorasi dan mendapatkan referensi selengkapnya mengenai suatu hal dari posting-posting lama di dalam arsip. Yang kedua,untuk  robot search engine bisa dengan mudah dan efisien melakukan crawling (perayapan) dan pemahaman terhadap isi konten serta membantu upaya SEO. Sebelum menerbitkan artikel, sediakan waktu untuk menemukan posting/artikel lama yang relevan untuk ditautkan.

  1. Apakah saya sudah menautkan link ke halaman/blog/website sebagai referensi atau credits?

Hal ini yang sering ditakutkan oleh banyak blogger dan webmaster. Kamu bisa menautkan link dari posting ialah  hal yang sangat baik. Namun  kebanyakan merasa risih karena ada ketakutan dalam SEO maupun dalam kredibilitasnya. Terlebih lagi bagi yang suka copas mentah-mentah, memberi sumber link ialah  hal tabu bagi sebagian blogger copaser. Padahal menautkan link external berarti suatu aksi yang profesional, bertanggungjawab, dan meningkatkan kredibilitas karena memiliki banyak sumber referensi dan mempelajari banyak hal. Dalam hal SEO, menautkan link eksternal tidak ada bahayanya selama ditautkan dengan benar dan pada posisi yang tepat. Justru dapat menambah visibilitas suatu artikel baru.

Bila  kamu  membuat posting dan menggunakan referensi terpercaya, kamu  perlu menautkan link keluar (outbound link) karena ini memperkaya isi posting dan sebagai alat referensi dan bentuk atribusi (credits). Pembaca mendapatkan value lebih dari referensi-referensi penting yang disuguhkan. Ada banyak knowledge base yang dapat diambil dari Wikipedia, sebagai contoh untuk ditautkan. Atau ada banyak juga referensi dari blog-blog lain yang penting serta dapat kita jadikan sebagai bagian referensi tanpa harus “mengambil” seluruh artikelnya. Pengunjung akan sangat menyukai artikel yang kaya referensi dan menaruh respek atas kredibilitas yang dibangun oleh penulisnya. Pastikan menggunakan anchor text yang tepat dan deskriptif. Kamu bisa menghindari penggunaan anchor text yang kurang baik seperti “klik di sini”, “click here”, “go”, dll.

  1. Apakah saya sudah memastikan semua link ditautkan dengan benar?

Kadang karena terburu-buru, url yang ditulis salah atau ada karakter yang kurang atau kelebihan. Contohnya  ketika menuliskan http://www.jasa-penulis-artikel.com, kadang saya keliru menuliskan dengan http://www.jasa-penulis-artikel.co, dan ini ialah  kesalahan fatal karena halaman pada url tersebut tidak ada. Pastikan  juga semua link yang ditautkan mengarah ke halaman yang benar.

  1. Apakah posting saya perlu diperkaya dengan gambar?

Bila  “sebuah gambar lebih berharga daripada seribu kata” mengapa tidak mencoba menggunakan gambar untuk menjelaskan sesuatu? Bila  memang pengunjung akan merasa lebih terbantu dengan gambar ketika mempelajari suatu tutorial, prosedur, proses, dll, pertimbangkan penggunaan gambar. Gambar kadang lebih mudah dicerna daripada kata-kata. Sebagai contoh, bila  anda dapat membuat infographic, lampirkan ke dalam artikel, atau paling tidak gunakan screenshots dari proses atau tutorial yang hendak disampaikan.

  1. Apakah saya sudah mengoptimasikan permalink/url posting?

Beberapa platform blogging seperti WordPress mengijinkan usernya untuk mengedit permalink, baik pada bagian nama file (bagian belakang) maupun pada struktur permalink (dengan url rewrite), sehingga user dapat dengan mudah mengganti atau mengubah url posting yang sudah diterbitkan tanpa halangan apapun. Tetapi pada Blogger, url langsung terbentuk setelah posting dipublikasikan dan tidak dapat diedit lagi. – Update, kini kamu  dapat dengan mudah mengedit url (permalink) posting dengan kehadiran fitur Blogger Custom Permalink (Url Editor). Jumlah karakternya pun masih terbatas terbatas (simak batasan akun dan platform blogger) [Kini jauh lebih panjang]. Perhatikan dulu judul posting agar url/permalink bersih, deskriptif, dan mengandung keyword yang diinginkan. Baca: Optimasi Permalink Blogger.

  1. Kapan saya harus menerbitkan/posting artikel blog?

Meskipun hal ini dipandang kurang signifikan, tetapi menerbitkan posting pada waktu tertentu akan berpengaruh pada traffic awal setelah artikel dipublikasikan. Banyaknya traffic pada satu artikel baru akan memungkinkan sharing oleh pembaca dapat dilakukan lebih awal, sehingga konten yang dishare di social media maupun website/blog lain masih fresh. Kamu  tentunya tidak mau artikel masterpiece yang sudah dibuat tidak langsung dibaca oleh pengunjung dan membutuhkan waktu lama untuk dicapai oleh target pembaca. Saya biasa menerbitkan artikel di siang hari di atas jam 1, sore, atau malam sebelum pukul 9. Karena pada momen-momen tersebut banyak yang online dan “berkeliaran” di social media. Saya cenderung menghindari menerbitkan posting di hari libur besar, karena jumlah pengunjung internet berkurang secara signifikan. Mungkin kamu  memiliki waktu pas tersendiri yang dapat dipelajari dan ditentukan.

Tinggalkan komentar